Hallooo perkenalkan saya fhu....

Sabtu, 17 November 2012

CERPEN : Mimpi dan Gadis

MIMPI dan GADIS
“ Oleh : Mayendra”
          Matahari belum belum lagi beranjak dari atas kepala. Peluh siswa – siswi disuatu sekolah keluar dari pori – pori, menetes kelantai seperti air hujan. Sementara di luar sana, adzan pertanda sholat zuhur akan masuk mulai berkumandang, siswa – siswi yang tadi penat mulai berlarian seperti dikejar gemuruh atau tsunami.
          Tepat pukul 14.15 WIB, bel tanda siswa – siswi harus meninggalkan sekolahpun berbunyi. Para siswa yang mendengar makin senang pula hatinya. Hiruk – pikuknya terdengar bak orang – orang di pasar. Lima belas sampai dua puluh menit berlalu, sekolah nan gagah itu kembali sepi, jauh dari keramain orang, tidak seperti dua puluh menit yang lalu. Bisa dikatakan sama dengan sunyinya hutan belantara, yang terdengar hanyalah nyanyian burung – burung dan ngauman harimau lapar.
          Dari kejauhan nampak seorang diri yang berjalan mengikuti jalan hitam, menyandang tas, membawa buku dan berkacamata. Anak yang terus berjalan tanpa melihat sekitarnya, hanya pandangan lurus dan terus menelusuri gang demi gang.
          Di sebuah perempatan jalan, anak itu berhenti sejenak di sebuah warung. Warung tua nan lusuh itu menjual berbagai barang. Anak itu kepalanya begerak kekiri lalu kekanan, seperti ada yang dicarinya. Dari dalam keluar seorang wanita tua sembari menawarkan miuman segar. Siswa yang sedang kehausan itu tanpa berpikir panjang mengiyakan tawaran wanita tua itu.
          Di atas meja yang berisi kue – kue, Fatan melihat Koran pagi tadi, tanpa berpikir panjang Koran itu diambilnya dan dibacanya berita paling baru. Ya… sebuah berita yang berjudul “Kecelakaan Maut, Seorang Gadis Tidak Ditemukan” yang menjadi topik semua koran hari ini. Dibacanya berita itu sampai habis. Anak itu merasakan kengerian yang dalam. Selesai membaca berita itu, dia pulang dengan sejuta pemikiran tentang gadis yang hlang setelah kecelakaan itu.
          “ Assalamu’alaikum…” salam anak itu pada ibunya. Anak yang kelihatan lesu, dikarenakan cuaca yang begitu panas.Es yang baru saja dikeluarkan ibunya sudah meleleh seperti cucuran atap. Anak yang kelelahan itu, hanya bisa pasrah dengan keadaan. Dalam hatinya dia berkata “ aku rasa aku lebih baik tidur, sembari melepas penat. Lagian jika hari sepanas ini aku beraktivitas, rasanya aku mau pingsan…”. Kemudian, dia menelusuri rumahnya hendak mencari sesuatu. Tidak menungg lama akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya. Tempat tidur.
          Suara burung – burung diluar sana menambah kenyamanan untuk tidur disiang hari yang panas ini. Ditambah lagi dengan AC yang menyejukkan ruangan. Hati serasa berada di tumpukan es yang terus mendinginkan tubuh. Apalagi udara yang meniup hawa segarnya kian kemari.
          Anak muda yang berkacamata itu, dia sering dipanggil Fatan. Dia begitu menikmati tidurnya dan dia lelap dalam tidurnya tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya. Tiba – tiba dia melihat sesosok tubuh berdiri di depannya. Ternyata sesosok tubuh itu adalah seorang gadis yang dia sendiri tidak tahu siapa gadis itu. Fatan terkejut bukan kepayang saat melihat gadis itu, dia heran dari mana dia datang.
Dalam kamar yang tidak besar itu, Fatan yang sepertinya penasaran dengan kehadiran gadis itu, dia pun mengikuti gadis itu yang pergi entah kemana. Sambil dia berjalan dia bertanya pada gadis itu, “ maaf, kamu siapa ya… ada urusan apa datang kekamarku !”. Gadis yang mendengar perkataan itu hanya membalas dengan senyuman yang membuat Fatan semakin penasaran, anehnya semakin Fatan penasaran semakin kencang Gadis itu berjalan. Gadis itu terus berjalan dan mengajak Fatan seperti ada yang hendak ditunjukkannya.
          Di luar sana, matahari terus bersinar sembari perlahan turun hendak menutupi bumi Indonesia bagian barat dengan kegelapan. Dalam pikiran Fatan,  tidak  ada dia merasakan cemas dan tidak pula  khawatir saat dia mengikuti gadis itu. Fatan masuk kedalam terowongan yang gelap. Sangat gelap. Seperti di tengah hutan yang tidak ada cahaya bulan.
          Sedikit lagi. Fatan yang pasrah akan keadaan, dia yang harus mengikuti langkah Gadis itu. Dia terus berjalan. Di ujung sana dia melihat ada cahaya putih yang lama – kelamaan terang seperti cahaya bulan purnama.
          Gadis itu berhenti pada mulut terowongan dan menunjukkan pada Fatan apa yang ada di bawah terowongan itu. Fatan yang lugu dan tidak tahu apa – apa, sontak terkejut dan beristighfar melihat apa yang dilihatnya. Jasad orang yang dilihatnya begitu mirip dengan gadis yang berada di sampingnya, Sementara itu dia melihat orang – orang yang lumayan jauh dari jasad itu sedang sibuk mencari dimana jasad itu. Gadis itu menatap tajam Fatan, Fatan terheran dengan mulutnya merapat. Keras. “Apa maumu? mengapa aku di sini,” bentaknya. Gadis itu diam, diam seribu bahasa. Fatan yang sudah letih dan takut, hanya diam dan pasrah melihat itu.
          Keheningan senja di bumi melayu,membuat siapapun terlena. Sementara matahari sudah hilang dari bumi melayu, Gadis itu pergi menelusuri terowongan yang gelap itu. Fatan yang penuh keheranan, membuka matanya dan terbangun dari tidurnya. Adzan maghrib telah terdengar di seluruh penjuru melayu. Dalam pikirannya, dia berpikir “ternyata hanya mimpi yang aku alami barusan… syukurlah,”.
          Tidak terasa malam yang sunyi begitu cepat berganti dengan pagi yang cerah. Fatan telah bangun dari tadi, dan telah siap untuk ke sekolah. Dalam perjalanan, dia teringat dengan mimpinya dan mengaitkan dengan kecelakaan maut yang dibacanya kemarin. “Apa mungkin ya, gadis itu yang hilang, kalau iya mengapa dia datang padaku” katanya dalam hati.
          Dalam perjalanannya dia terus berpikir dan berpikir, tidak ada yang dipikirkannya selain mimpi dan gadis itu.
          Di sebuah persimpangan menuju sekolahnya, dia berhenti sejenak. Dia berpikir. Dalam lima menit dia langsung pergi kearah berlawanan dari sekolahnya. Sesampai di sebuah gedung, Fatan langsung masuk dan mencari ruangan yang ditujunya. Dalam sekejap keluar orang yang dicarinya. Kemudian dia menceritakan apa yang dia alami. Setelah panjang lebar bercakap – cakap, Fatan mengucap salam perpisahan pada orang itu. “Baiklah Pak, hanya informasi itu yang saya tahu, Assalamu’alaikum…” katanya sambil melangkah keluar. “Terima kasih ya atas informasinya, Wa’alaikumsalam” jawab orang itu yang ternyata seorang polisi.
          Fatan melangkahkan kakinya ke sekolah dan bernyanyi – nyanyi menandakan hatinya kini senang. “Sudah tidak ada beban lagi …” pikirnya dalam hati. Sementara itu, pagi yang cerah masih tersenyum menyapa semua orang. Di langit Fatan merasakan senyuman gadis yang ia lihat. Fatanpun tersenyum lebar.
Nama               : Mayendra
Sekolah           : SMAN 2 SIAK
Judul               : Mimpi dan Gadis

Puisi : Jalan Kesendirian

Jalan lurus yang kulalui
Entah kapan ada ujungnya,
Belokan yang nampak,
hilang satu persatu,
Kini ku sendiri,
Melewati jalan ini,

Semuanya binasa,
Semuanya hilang
Tapi jalan itu masih ada
Jalan itu tak pernah hilang dari pandangan gelapku,
"Percuma saja, toh aku hanya sendiri. Tanpa teman, tanpa kekasih, Biarlah"pikirku,

Walau semangatku pudar,
tak mau kalah juga bara api ini. . .
"ini hanya proses"bisikku
Jalan ini bukan proses,
Tapi proses ini,
Sungguh membutuhkan jalan yang baik,
Lalu? aku bertanya,
Kesendirian? Tak butuh teman?
Kekasih?