Hallooo perkenalkan saya fhu....

Kamis, 29 Agustus 2013

Cerpen : Kembang Api Cintaku




Masih ku ingat-ingat wajahnya yang seperti gula itu. Pertemuan terakhir kami adalah saat selesai acara pembagian Rapor. Setelah itu kami libur selama seminggu, dan selama itu aku harus menanti hari dimana sekolah dimulai. Jika sekolah telah dimulai barulah aku bisa melihat wajahnya yang mengundang semut-semut itu. Tapi jauh sebelum hari seekolah berlangsung, aku sudah tidak ingin lagi memendam semua hasrat ini. Aku harus mengakuinya sebelum aku sekolah.
Sabtu malam. Malam ini adalah malam tahun baru. Semua orang pergi melihat pesta kembang api di Ibu kota. Sedangkan sebagian lagi tak ingin merayakan karena tahun baru tidak perlu dirayakan dengan berlebihan seperti itu. Termasuk aku yang hanya menonton bioskop tv bersama teman-teman. Sepuluh menit sebelum kembang api dihidupkan, aku teringat dengan wajah itu lagi. Gula yang manis yang selalu ada di hatiku. Dia seorang perempuan pertama yang aku minati.
Saat itu aku sedang berjalan ke tempat favoritku di sekolah, dimana lagi kalau bukan perpustakaan. Aku selalu membaca menghadap ke jendela. Alas an pertama karena cahaya yang terang, tentu saja tidak karena itu saja. Alasan lainnya adalah aku ingin melihat gulaku yang sering muncul dari depan kelasnya. Dia adalah teman sebayaku yang beda kelas. Walau begitu aku merasa begitu dekat dengannya. Aku selalu melihatnya tersenyum, apalagi saat dia bercanda dengan temannya. Setahuku dia itu sangat ceria. Tapi aku pernah melihatnya menangis, waktu aku tanya sama teman dekatnya, dia habis kena marah oleh guru biologi.
Aku bimbang antara ketawa atau turut sedih. Guru biologi itu kan guru yang lucu, aku gak habis pikir mengapa gulaku itu bisa dimarahi seperti itu. Suatu sore aku mengirim pesan padanya. Dia memarahiku karena aku tidak mengucap salam pada awal pesan.akhirnya aku mengirim ulang pesan itu. Barulah dia membalas pesanku.

Suatu pagi aku baru saja tiba di depan kelasku, aku disapa oleh sesosok yang membuatku masuk kedalam dunia lamunan. Lalu aku tersadar saat mendengar suara orang itu.
“May, pagi-pagi kok bengong,”sapanya menyadarkanku.
“Eh iya, aku kedinginan nih. Tumben main ke kelasku,”balasku.
“May, boleh minta ajar matem gak?”
“Oh, gimana ya, ya deh. Ada pr ya?”
“Ini untuk persiapan ulangan, tahulah guru matem kami ngasi ulangan segudang, hehe…”
“iya-iya, lagi pula aku sambil nambah ilmu. Sambil nyelam minum air gak apa-apa dong, ya kan Tiara?”
“iya aja deh, yang penting aku diajarkan,”
“maunya aja,”

Sedang asyik kami berdua saling belajar dan kami harus dihentian dengan suara yang menganggu kedamaian kami. Kelas ini seperti milik kami berdua. Hari ini aku belajar fisika, pelajaran favoritku. Aku merasa hari ini sedikit berbeda, karena badanku ini terasa panas dan gerah. Padahal aku tidak melakukan olahraga apapun tadi pagi. Seingatku aku hanya berjalan ke sekolah 100 meter dan biasanya tidak panas seperti ini. Aku tak mau kalah dengan rasa penasaranku, aku harus tahu penyebabnya.
Ku ingat-ingat lagi apa yang aku lakukan. Dalam sepuluh detik aku ingat kalau aku hanya mengajarkan Tiara dan setelah itu aku langsung belajar dan saat memulai belajar barulah badanku terasa panas, gerah, dan berkeringat.
 “Apa mungkin aku dapat serangan cinta?” Tanyaku dalam hati. Aku sedikit merasa berbangga karena aku baru saja didekati gula. Gula yang aku lihat di balik jendela perpustakaan.
Aku tak akan mengabaikan kesempatan ini, aku harus berusaha. Aku tak ingin menjadi kumbang yang tak pernah hinggap di bunga mawar. Aku tak ingin menjadi manusia yang menghilangkan kesempatan terindah.
Semenjak hari itu, aku mulai merasakan kedekatan yang lebih. Aku semakin sering mengajaknya belajar. Sampai-sampai dia pernah juga menolak ajakanku. Mungkin Karena bosan juga. Hamper tiap malam aku mengirimnya pesan dan terkadang dia juga yang duluan mengirimiku pesan.
Ujian semester telah kami laksanakan, dan aku masih menjadi teman bagi Tiara. Sudah lama aku berencana untuk mengungkapkan perasaan ini. Saat-saat aku akan melaksanakan rencana itu. Aku meihatnya dekat dengan teman sekelasnya. Tidak hanya itu, temanku bilang mereka itu sangat dekat. Aku sangat merasakan kebimbangan, tapi untunglah dia tidak mengacaukan suasana itu. Atas bantuan temanku yang baik hati, rasa cenburuku hilang dan niatku kembali memunak.
Saat pulang sekolah selesai mengurus urusan sekolah, aku mengajaknya untuk pulang berdua. Dia tidak menolak, tapi teman dekatnya yang sempat membuatku cemburu itu telah membuat janji juga akan mengantar Tiara pulang. “Kalian itu benar-benar saudara sepupu yang akur, kalau begitu kita pulang barengnya lain hari aja,”kataku pada Tiara di hadapan sepupunya itu.
Tiara sama sekali tidak mengacuhkanku, akupun tidak peduli. Padahal hari itu adalah hari terakhir sekolah dan esok hari sudah penerimaan rapor.

Nada pesan masuk ke handphone ku mengejutkan lamunanku yang mengenang masa-masaku sebelum hari ini berlangsung. Aku melihat pengirimnya, ternyata pesan dari Tiara. Seperti ditimpa durian runtuh, aku merasa beruntung. Sebentar lagi akan berganti tahun yang lama ke yang baru. Aku membaca pesan itu:
“Malam semuanya, sebelum jam berdentang, sebelum malam berganti, dan sebelum terompet di bunyikan. Q ingin teman semua mengirim dengan jujur uneg” ttg aku ya….”begitu bunyi pesannya. Aku berhenti bernafas selama sedetik, dan aku lanjutkan dengan berfikir apa yang akan ku kirim untuknya. Lama juga aku berfikir, sempat juga aku datangi kamar belakang karna perutku  yang lagi tidak enak. Ayam panggan banyak sekali yang aku makan. Sampai-sampai untuk berfikirpun aku sulit.
Tidak lama juga aku memikirkan itu semua. Inikan dari Gulaku, kenapa tidak sekarang saja aku manfaatkan kesempatan kedua ini. Aku mulai menulis balasan pesan dari Tiara. Aku cukup lama juga memikrkan kata-kata yang cocok. Akhirnya lewat juga dari jam 00.00 wib. Tapi aku tetap mengirim pesan pada Tiara.
“ Meqyumm,,, Tiara kagi dimana? Pengen tahu uneg” dari aku ya? Jangan ditolak ya, ato di delete, wookKeh… ini dia: malam iNi begitu indah, Langit dihiasi dengan CaHAya kEmbANg api yg menyala, sama seperti HatiQ ini, sedang MenYAla, jauh lebih dahulu dari kembang api ini, jantungku memompa kencang darahku saat kau da di dekatku, apa aku boleh memilikimu?”
Lalu dia membalas, cukup lama aku menunggu, “beNerann???”. “seperti yang tertuang dalm pesan itu, begitu juga hatiku saat ini, sedang berkerlap-kerlip terkena api dari gelombang hatimu, apa aku harus berbohong untuk ini?”balasku lebih lama lagi.

“maaf ya, tak semudah itu, kembang api disini indah sekali, bagaimana dengan disana?”
“oh, gitu ya. Gal apa-apa kok. Aku juga udah tenang sekarang. Benarkah? Disini tidak ada kembang api, yang ada hanya hatiku yang tadi bercahaya,”
“ah, mask iya?”

Malam tahun baru telah berakhir. Aku terlambat bangun. Shubuhku tak ku kerjakan. Aku lihat ada pesan. Ternyata dari tadi malam. “ ahhh, kenapa aku tertidur tadi malam ya… inikan dari Tia,”kataku bicara pada handphoneku.



Sebulan sudah lewat dari hari aku mengungkapkan perasaanku. Sampai saat ini belum juga ada jawaban dari dirinya. Di sekolah kami bersikap sepertibiasanya, tidak ada yang berubah dari tingkah laku kami.
Suatu malam aku dapat kiriman pesan dari teman Tiara yang sekelas denganku, dalam pesannya dia bilang kalau Tiara saat ini lagi senang, dan aku pun mengikuti apa yang dia suruh.
Tepat pada malam itu juga aku menanyainya,  dan awalnya aku sedikit ragu melihat balasan arinya. Jantungku dag dig dug saat aku membaca pesan itu, alangkah membuatku terkejut isi dari pesan itu. Aku langsung menelpon dia dan mengatakan “ Terimakasih” lalu aku tutup telponku. Dan sejak saat itu kami berjanji akan selalu bersama sampai waktu yang menentukan takdir kami.
Aku terbangun, aku sangat semangat ke sekolah pagi itu. Aku berharap ini akan menjadi hal terindah dari hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar